Langsung ke konten utama

Mu'adzah binti Abdullah al-Adawiyah rahimahallah

Dia adalah kebanggaan para wanita ahli ibadah, mutiara para wanita yang zuhud, Mu'adzah binti Abdullah al-adawiyah rahimahallah. Suaminya adalah seorang yang shalih dan zuhud, Shilah bin Asyyam rahimahullah .

Mu'adzah binti Abdullah al-adawiyah rahimahallah, perhiasan para wanita ahli ibadah. Ia menyingkirkan dunia dan berpaling darinya seperti berpalingnya orang yang mabuk cinta dari para pengkritiknya.

Dia mengejar perbendaharaan akhirat dan meninggalkan perbendaharaan yang fana. Menangis di tengah malam lebih manis baginya daripada tawa obrolan malam hari. Bertahajud membaca al-Qur'an lebih nikmat baginya daripada lelapnya tidur. Mengingat api neraka lebih baik baginya daripada bercanda dengan angan-angan.

Bila malam telah menjulurkan tirainya, maka dia menggigil seperti orang yang terkena demam, merindu seperti rindunya seorang ibu kepada anaknya, maka dia menghidupkan waktu malamnya dengan shalat dan dia mengisi sepanjang malamnya dengan tangisan yang panjang.

Bila dia tertidur, maka dia berdiri lalu berputar-putar di rumahnya sambil berkata, "wahai jiwa, waktu tidur ada dihadapanmu. Jika engkau mendatanginya, maka ingatlah, tidurmu akan panjang di dalam kubur, dalam keadaan menyesal atau senang". Begitulah yang dia lakukan sepanjang malam hingga waktu subuh.

Ketaatan telah membuat wanita shalihah ini lupa terhadap dunia, 600 rakaat sepanjang siang dan malam adalah ibadah rutin bagi ahli ibadah ini.

Duhai, dari mana datangnya kekuatan bagi wanita ahli ibadah ini?

Itu adalah kekuatan kejujuran dan keteguhan iman yanng kokoh. Maka tak heran bila pemilik keimanan ini adalah wanita yang memiliki tekad yang langka dan meraih hal-hal mengagumkan yang akan terus dikenang.

Dia sering berkata, "Sungguh aku heran terhadap mata yang tidur, padahal ia tahu bahwa ia akan tidur lama di dalam gelapnya kubur!" Betapa agungnya orang-orang yang beramal baik untuk menghadapi beratnya hari yang berat, dan mereka bergadang untuk menghadapi hari yang panjang. Mereka menyimpan simpanan (amal) terbaik, dan mereka mempersembahkan barang dagangan yang paling menguntungkan. 

Mu'adzah rahimahallah bukanlah wanita ahli ibadah yang memisahkan diri dari manusia, tetapi dia adalah seorang guru yang suka memberi nasihat, seorang da'i yang suka mendidik, dan seorang berilmu yang mau menyebarkan ilmunya. Dia mengambil faidah dari pendidikan Ummul Mukminin, 'Aisyah radhiyallahuanha dan memetik cahayanya.

Bukankah dia adalah wanita yang menyerap ilmu dari orang-orang yang suci itu, para sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam?

Mu'adzah rahimahallah memberi nasihat kepada salah seorang murid wanitanya, ia berkata, "Wahai anakku, hendaklah engkau dalam keadaan takut dan penuh harap untuk berjumpa dengan Allah 'Ajja wa Jalla, karena aku melihat bahwa orang yang mempunyai harapan kepada Allah pantas berada dekat di sisi Allah pada hari perjumpaan denganNya, dan aku melihat bahwa orang yang takut kepadaNya diberi harapan mendapat keamanan pada hari bangkitnya manusia untuk mengahadap Rabb alam semesta."

Setelah memberi nasihat itu, Mu'adzah menangis hingga dia tidak dapat mengendalikan tangisannya.

Duhai, di manakah posisimu wahai saudariku bila wanita-wanita shalihah ini disebutkan namanya? Di manakah posisimu bila orang-orang yang baik disebutkan namanya? Di mamanakah posisiu bila kebaikan orang-orang yang mulia disebutkan? Di manakah posisimu bila cita-cita besar dari orang-orang yang luhur derajatnya disebutkan?

Mu'adzah adalah wanita yang memutuskan dunia dengan ucapannya, "Aku telah menemani dunia selama tujuh puluh tahun, namun aku tak melihat sedikit pun kesenangan hatiku di dalamnya."

Ketika kematian akan tiba, dia tidak bersedih atas perpisahan dengan dunia, tapi dia bersedih karena melepaskan hari-hari yang berlalu, hari-hari dahaga di siang hari dan tahajud di tengah gelapnya malam. Akhirnya, pergilah ruh wanita yang banyak beribadah dan hidup zuhud, Mu'adzah binti Abdullah al-Adawiyah rahimahallah. Kepergianya terjadi pada tahun 83 H untuk mengambil simpanan yang telah dia persembahkan dan barang titipan yang dia titipkan kepada Allah yang tak akan disia-siakan satu kebaikan pun di sisiNya, dan Dia tidak akan menzhalimi siapa pun walau seberat atom.

Semoga Allah menerima Mu'adzah dalam golongan orang-orang yang shalih dan menempatkannya bersama keluarganya di tempat orang-orang yang jujur.



Sumber: Nisaa' Lahunna Mawaqif

Komentar